Generasi ketiga cotroller Xbox one elit yang di buat oleh razer,Wildcat adalah controller alternative yang di kemas dengan fitur menarik,dan juga dapat di miliki oleh kawan-kawan hanya dengan 150$.
Hmmm.. Hanya 150$ pastinya murah dong....kecuali kalian gamer kere kaya mimin.
Razer Wildcat ini telah banyak berevolusi dengan tampilan yang proporsional,karet tambahan yang mebuat tangan kalian saat bermain,dan tentunya menambah nilai estetika dari product ini.dengan wierless system,dan perlengkapan seperti tas,dan obeng,
Satu lagi yang menarik hmmm.... Fitur ini memang sudah biasa pada product razer tapi ini tetep mnaril menurut mimin yaitu tombol-tombol tambahan yang memudahkan kita untuk bermain game.
Gimana bray??Pengen punya ngga??Kalo kalian pengen punya tinggal di beli cuman 150$ kok!!
Refrensi=(Sumber)
Controller Xbox One:Razer Wildcat
Generasi ketiga cotroller Xbox one elit yang di buat oleh razer,Wildcat adalah controller alternative yang di kemas dengan fitur menarik,dan juga dapat di miliki oleh kawan-kawan hanya dengan 150$.
Hmmm.. Hanya 150$ pastinya murah dong....kecuali kalian gamer kere kaya mimin.
Razer Wildcat ini telah banyak berevolusi dengan tampilan yang proporsional,karet tambahan yang mebuat tangan kalian saat bermain,dan tentunya menambah nilai estetika dari product ini.dengan wierless system,dan perlengkapan seperti tas,dan obeng,
Satu lagi yang menarik hmmm.... Fitur ini memang sudah biasa pada product razer tapi ini tetep mnaril menurut mimin yaitu tombol-tombol tambahan yang memudahkan kita untuk bermain game.
Gimana bray??Pengen punya ngga??Kalo kalian pengen punya tinggal di beli cuman 150$ kok!!
Refrensi=(Sumber)
HTC Vive, perangkat VR hasil kerja sama antara HTC dan Steam. Kali ini kita akan membahas tentang Job Simulator, salah satu game yang dapat didapatkan ketika kita membeli HTC Vive. Game seperti apakah itu? Lihat cuplikan kami di bawah ya.
Job Simulator adalah game di mana kita berperan sebagai pekerja di kantoran. Seperti namanya, game ini adalah simulator pekerja di kantor. Yang menarik dari game ini adalah kita tidak harus mengikuti peraturan di game ini karena kita dapat mengacau dan bertindak seenaknya sendiri di sini(Yay!). Salah satu contohnya adalah kita dapat membuat perahu kertas dan melemparnya ke teman kerja kita, seenaknya meminum kopi punya orang lain, bahkan melempar pot ke wajah orang atau menumpahkan kopi ke mukanya(Please don’t try this at your office guys!)
Job simulator sendiri bercerita tentang dunia di tahun 2050. Di tahun ini, semua pekerjaan manusia telah digantikan oleh robot. Semua pekerjaan kantoran yang dulunya dikerjakan oleh manusia sekarang telah digantikan oleh robot. Itulah gunanya dari Job Simulator sendiri: untuk mengajarkan manusia bagaimana seharusnya bekerja.
Game ini sangat menyenangkan karena kita dapat berbuat seenaknya dan dapat menjahili teman-teman. Dengan support VR dari HTC Vive, tentunya akan membuat pengalaman menjahili orang menjadi lebih menarik dan berkesan.
Buatlah Kekacauan di Job Simulator
HTC Vive, perangkat VR hasil kerja sama antara HTC dan Steam. Kali ini kita akan membahas tentang Job Simulator, salah satu game yang dapat didapatkan ketika kita membeli HTC Vive. Game seperti apakah itu? Lihat cuplikan kami di bawah ya.
Job Simulator adalah game di mana kita berperan sebagai pekerja di kantoran. Seperti namanya, game ini adalah simulator pekerja di kantor. Yang menarik dari game ini adalah kita tidak harus mengikuti peraturan di game ini karena kita dapat mengacau dan bertindak seenaknya sendiri di sini(Yay!). Salah satu contohnya adalah kita dapat membuat perahu kertas dan melemparnya ke teman kerja kita, seenaknya meminum kopi punya orang lain, bahkan melempar pot ke wajah orang atau menumpahkan kopi ke mukanya(Please don’t try this at your office guys!)
Job simulator sendiri bercerita tentang dunia di tahun 2050. Di tahun ini, semua pekerjaan manusia telah digantikan oleh robot. Semua pekerjaan kantoran yang dulunya dikerjakan oleh manusia sekarang telah digantikan oleh robot. Itulah gunanya dari Job Simulator sendiri: untuk mengajarkan manusia bagaimana seharusnya bekerja.
Game ini sangat menyenangkan karena kita dapat berbuat seenaknya dan dapat menjahili teman-teman. Dengan support VR dari HTC Vive, tentunya akan membuat pengalaman menjahili orang menjadi lebih menarik dan berkesan.
Bagi kalian pecinta game Harvest Moon, pastinya telah mendengar kalau ada game yang memberikan pengalaman serupa di Steam sekarang dengan nama Stardew Valley. Game ini dianggap sebagai game di tahun ini yang dapat memberikan pengalaman yang serupa sewaktu bermain Harvest Moon: Back to Nature dulu. Namun tahukah kalian kalau di balik keasyikan game itu dan bagusnya gambar yang dipakai, ternyata hanya satu orang yang mengerjakannya?
Eric Barone adalah single developer dari Stardew Valley. Dia seorang diri mengerjakan game ini selama 4 tahun. Salah satu alasan kenapa dia membuat game ini adalah karena dia sangat senang dengan game Harvest Moon dan dia ingin memberikan pengalaman bermain game yang lebih baik dari yang ditawarkan game ini. Ini proyek yang sangat ambisius. Dengan hanya bermodalkan satu orang(dirinya sendiri), dia pun memulai proyek ini.
Perjalanan pun dimulai dan itu (ternyata) benar-benar memakan waktu yang lama. Setiap harinya selama 4 tahun Eric menghabiskan waktu sekitar 10 jam untuk mengerjakan game ini. Kalian mungkin berpikir sekarang setelah gamenya dirilis, pastinya dia sudah bisa menikmati hasil jerih payahnya kan? Sayangnya itu masih belum waktunya karena sekarang setelah game itu dirilis, dia masih harus menghabiskan waktu selama 15 jam perhari. Loh kan gamenya sudah beres, kenapa malah waktu pekerjaanya jadi lebih panjang? Jawabannya adalah untuk memperbaiki setiap bug yang ditemukan.
Awal-awal perilisan game adalah momen yang sangat kritikal. Momen ini adalah momen di mana para media akan mulai meliput game dan mulai mereviewnya. Apabila mereka menemukan bug atau sesuatu yang kacau di dalam game dan menulisnya di media, bisa-bisa nanti tidak ada yang tertarik untuk membeli gamenya. Suara dari para pemain juga sangat menentukan. Apabila dari mereka banyak yang memberikan review yang jelek atau paling tidak memberi tahu teman mereka kalau game yang mereka mainkan tidak bagus, nantinya suara tersebut akan menyebar dan sebagai gantinya tidak akan ada yang mau membeli game tersebut.
Saat ini akhirnya Eric berhasil memetik hasil perjuangan kerasnya. Dengan harga game sekitar $15(berbeda-beda untuk masing-masing region), Stardew Valley berhasil mendapatkan review yang luar biasa dan telah terjuah sebanyak 425.000 kopi. Namun perjuangan dia masih belum berakhir karena dia masih harus fokus untuk membersihkan bug-bug yang ditemukan pemain.
Game ini juga sebenarnya menjadi bukti bahwa dengan tim yang sedikit pun kalian bisa membuat game yang (sangat) keren. Eric Barone berhasil membuktikannya dengan membereskan Stardew Valley setelah bekerja keras menyelesaikannya selama 4 tahun. Ya, memang tidak mudah dalam membuat game. Akan banyak sekali waktu yang dihabiskan untuk game design, membuat asset dan musik, playtesting, dan masih banyak lagi. Namun pada saat game kita beres dan orang lain menyukainya, bahkan bersedia untuk membelinya, kebahagiaan yang didapatkan itu tidak akan dapat dibayangkan.
Berat dan Lamanya Perjuangan Membuat Stardew Valley
Bagi kalian pecinta game Harvest Moon, pastinya telah mendengar kalau ada game yang memberikan pengalaman serupa di Steam sekarang dengan nama Stardew Valley. Game ini dianggap sebagai game di tahun ini yang dapat memberikan pengalaman yang serupa sewaktu bermain Harvest Moon: Back to Nature dulu. Namun tahukah kalian kalau di balik keasyikan game itu dan bagusnya gambar yang dipakai, ternyata hanya satu orang yang mengerjakannya?
Eric Barone adalah single developer dari Stardew Valley. Dia seorang diri mengerjakan game ini selama 4 tahun. Salah satu alasan kenapa dia membuat game ini adalah karena dia sangat senang dengan game Harvest Moon dan dia ingin memberikan pengalaman bermain game yang lebih baik dari yang ditawarkan game ini. Ini proyek yang sangat ambisius. Dengan hanya bermodalkan satu orang(dirinya sendiri), dia pun memulai proyek ini.
Perjalanan pun dimulai dan itu (ternyata) benar-benar memakan waktu yang lama. Setiap harinya selama 4 tahun Eric menghabiskan waktu sekitar 10 jam untuk mengerjakan game ini. Kalian mungkin berpikir sekarang setelah gamenya dirilis, pastinya dia sudah bisa menikmati hasil jerih payahnya kan? Sayangnya itu masih belum waktunya karena sekarang setelah game itu dirilis, dia masih harus menghabiskan waktu selama 15 jam perhari. Loh kan gamenya sudah beres, kenapa malah waktu pekerjaanya jadi lebih panjang? Jawabannya adalah untuk memperbaiki setiap bug yang ditemukan.
Awal-awal perilisan game adalah momen yang sangat kritikal. Momen ini adalah momen di mana para media akan mulai meliput game dan mulai mereviewnya. Apabila mereka menemukan bug atau sesuatu yang kacau di dalam game dan menulisnya di media, bisa-bisa nanti tidak ada yang tertarik untuk membeli gamenya. Suara dari para pemain juga sangat menentukan. Apabila dari mereka banyak yang memberikan review yang jelek atau paling tidak memberi tahu teman mereka kalau game yang mereka mainkan tidak bagus, nantinya suara tersebut akan menyebar dan sebagai gantinya tidak akan ada yang mau membeli game tersebut.
Saat ini akhirnya Eric berhasil memetik hasil perjuangan kerasnya. Dengan harga game sekitar $15(berbeda-beda untuk masing-masing region), Stardew Valley berhasil mendapatkan review yang luar biasa dan telah terjuah sebanyak 425.000 kopi. Namun perjuangan dia masih belum berakhir karena dia masih harus fokus untuk membersihkan bug-bug yang ditemukan pemain.
Game ini juga sebenarnya menjadi bukti bahwa dengan tim yang sedikit pun kalian bisa membuat game yang (sangat) keren. Eric Barone berhasil membuktikannya dengan membereskan Stardew Valley setelah bekerja keras menyelesaikannya selama 4 tahun. Ya, memang tidak mudah dalam membuat game. Akan banyak sekali waktu yang dihabiskan untuk game design, membuat asset dan musik, playtesting, dan masih banyak lagi. Namun pada saat game kita beres dan orang lain menyukainya, bahkan bersedia untuk membelinya, kebahagiaan yang didapatkan itu tidak akan dapat dibayangkan.
Memasukkan video game ke dalam pelajaran di sekolah merupakan salah satu hal yang sedang berkembang terutama di wilayah negara-negara Skandinavia. Setelah sebelumnya sekolah di Norwegia menjadikan video game sebagai pelajaran tambahan, kini sekolah di Swedia juga melakukan hal yang serupa.
Dilansir dari The Local, program ini sedang dirancang dan akan berupa pelajaran satu tahun yang berfokus pada permainan Counter Strike. Program yang akan dilaksanan pada sekolah bernama Strombacks Folkhogskola ini mencontoh ide yang sebelumnya telah diterapkan di Norwegia mengenai kelas dengan pelajaran bermain game.
Masuknya program ini serta adanya dukungan dari pemerintah memicu pro dan kontra di masyarakat. Tetapi Johan Agren, salah satu guru di sekolah tersebut merasa cukup yakin dengan program ini akan mendapat sambutan yang positif terutama dari pelaku bisnis game tersebut.
Pada saat ini, bermain game merupakan sebuah industri yang sudah sangat maju dan juga memiliki kejuaraan tersendiri layaknya cabang olahraga. Pemilihan Counter Strike sebagai game yang diajarkan didukung oleh popularitas permainan tersebut dan besarnya kejuaraan yang diadakan.
Agren mengatakan bahwa program yang ada di sekolahnya tersebut hanya akan memilih murid yang sudah cukup baik dalam bermain dan ingin meningkatkan lagi keterampilannya. Hal ini dianggapnya sama dengan murid-murid yang mempelajari olah raga tertentu seperti sepak bola dan lainnya.
Diharapkan dari munculnya program ini dapat mengubah juga peta industri game yang saat ini didominasi oleh pria. Agren berharap bahwa sekolahnya mampu melahirkan wanita yang andal dalam bermain game tersebut. (sumber)
Dilansir dari The Local, program ini sedang dirancang dan akan berupa pelajaran satu tahun yang berfokus pada permainan Counter Strike. Program yang akan dilaksanan pada sekolah bernama Strombacks Folkhogskola ini mencontoh ide yang sebelumnya telah diterapkan di Norwegia mengenai kelas dengan pelajaran bermain game.
Masuknya program ini serta adanya dukungan dari pemerintah memicu pro dan kontra di masyarakat. Tetapi Johan Agren, salah satu guru di sekolah tersebut merasa cukup yakin dengan program ini akan mendapat sambutan yang positif terutama dari pelaku bisnis game tersebut.
Pada saat ini, bermain game merupakan sebuah industri yang sudah sangat maju dan juga memiliki kejuaraan tersendiri layaknya cabang olahraga. Pemilihan Counter Strike sebagai game yang diajarkan didukung oleh popularitas permainan tersebut dan besarnya kejuaraan yang diadakan.
Agren mengatakan bahwa program yang ada di sekolahnya tersebut hanya akan memilih murid yang sudah cukup baik dalam bermain dan ingin meningkatkan lagi keterampilannya. Hal ini dianggapnya sama dengan murid-murid yang mempelajari olah raga tertentu seperti sepak bola dan lainnya.
Diharapkan dari munculnya program ini dapat mengubah juga peta industri game yang saat ini didominasi oleh pria. Agren berharap bahwa sekolahnya mampu melahirkan wanita yang andal dalam bermain game tersebut. (sumber)
Sekolah di Swedia Didik Murid Jadi Pemain Counter Strike Andal
Memasukkan video game ke dalam pelajaran di sekolah merupakan salah satu hal yang sedang berkembang terutama di wilayah negara-negara Skandinavia. Setelah sebelumnya sekolah di Norwegia menjadikan video game sebagai pelajaran tambahan, kini sekolah di Swedia juga melakukan hal yang serupa.
Dilansir dari The Local, program ini sedang dirancang dan akan berupa pelajaran satu tahun yang berfokus pada permainan Counter Strike. Program yang akan dilaksanan pada sekolah bernama Strombacks Folkhogskola ini mencontoh ide yang sebelumnya telah diterapkan di Norwegia mengenai kelas dengan pelajaran bermain game.
Masuknya program ini serta adanya dukungan dari pemerintah memicu pro dan kontra di masyarakat. Tetapi Johan Agren, salah satu guru di sekolah tersebut merasa cukup yakin dengan program ini akan mendapat sambutan yang positif terutama dari pelaku bisnis game tersebut.
Pada saat ini, bermain game merupakan sebuah industri yang sudah sangat maju dan juga memiliki kejuaraan tersendiri layaknya cabang olahraga. Pemilihan Counter Strike sebagai game yang diajarkan didukung oleh popularitas permainan tersebut dan besarnya kejuaraan yang diadakan.
Agren mengatakan bahwa program yang ada di sekolahnya tersebut hanya akan memilih murid yang sudah cukup baik dalam bermain dan ingin meningkatkan lagi keterampilannya. Hal ini dianggapnya sama dengan murid-murid yang mempelajari olah raga tertentu seperti sepak bola dan lainnya.
Diharapkan dari munculnya program ini dapat mengubah juga peta industri game yang saat ini didominasi oleh pria. Agren berharap bahwa sekolahnya mampu melahirkan wanita yang andal dalam bermain game tersebut. (sumber)
Dilansir dari The Local, program ini sedang dirancang dan akan berupa pelajaran satu tahun yang berfokus pada permainan Counter Strike. Program yang akan dilaksanan pada sekolah bernama Strombacks Folkhogskola ini mencontoh ide yang sebelumnya telah diterapkan di Norwegia mengenai kelas dengan pelajaran bermain game.
Masuknya program ini serta adanya dukungan dari pemerintah memicu pro dan kontra di masyarakat. Tetapi Johan Agren, salah satu guru di sekolah tersebut merasa cukup yakin dengan program ini akan mendapat sambutan yang positif terutama dari pelaku bisnis game tersebut.
Pada saat ini, bermain game merupakan sebuah industri yang sudah sangat maju dan juga memiliki kejuaraan tersendiri layaknya cabang olahraga. Pemilihan Counter Strike sebagai game yang diajarkan didukung oleh popularitas permainan tersebut dan besarnya kejuaraan yang diadakan.
Agren mengatakan bahwa program yang ada di sekolahnya tersebut hanya akan memilih murid yang sudah cukup baik dalam bermain dan ingin meningkatkan lagi keterampilannya. Hal ini dianggapnya sama dengan murid-murid yang mempelajari olah raga tertentu seperti sepak bola dan lainnya.
Diharapkan dari munculnya program ini dapat mengubah juga peta industri game yang saat ini didominasi oleh pria. Agren berharap bahwa sekolahnya mampu melahirkan wanita yang andal dalam bermain game tersebut. (sumber)